MENGAPA HARUS KITA YANG MENJAGA LINGKUNGAN HIDUP?
Dengan jumlah penduduk 6.525.170.264 jiwa, bumi saat ini
sedang menghadapi
berbagai masalah lingkungan yang serius. Masalah lingkungan
yang utama tersebut
di antaranya adalah ledakan jumlah penduduk, menipisnya
sumber daya alam,
perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan,
kerusakan habitat alam,
serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dapat dibayangkan
betapa besar
kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang
besar, konsumsi sumber
daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi
saat ini belum bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan
oleh praktik
pembangunan tanpa memperhatikan kelestarian alam, atau
disebut pembangunan yang
tidak berkelanjutan. Di sisi lain, PBB telah menyusun sebuah
konsep Sustainable
Development (Pembangunan Berkelanjutan) untuk mengatasi
permasalahan-
permasalahan di atas. Konsep ini didefinisikan sebagai:
“Pembangunan yang
memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan
kebutuhan generasi
mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.” Hal ini tertuang
secara integratif dalam
Brundtland Report (“Our Common Future”) tahun 1987.
Penerapan konsep Sustainable Development saat ini ternyata
jauh dari harapan.
Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara
berkembang, salah satunya
Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita
diperkirakan terjadi
penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali
luas Kota Jakarta);
yang diikuti dengan punahnya flora dan fauna langka. Hal ini
sangat jelas
menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini.
Kita dapat mengambil bukti nyata bahwa kerusakan alam juga
dapat mengakibatkan
berbagai bencana alam. Di antara tahun 2005-2006, tercatat
terjadi 330 bencana
banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung
berapi, 241 gempa
bumi, dan 13 bencana tsunami. Dapat disimpulkan bahwa
bencana longsor dan banjir
disebabkan terutama oleh perusakan hutan dan pembangunan
yang mengabaikan
kondisi alam. Sedangkan bencana alam lainnya menimbulkan
jumlah korban yang
banyak karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa
memperhatikan potensi
bencana.
Mengambil contoh banjir yang terjadi di Jakarta, Februari
2007, kita dapat
memahami betapa besar dampak pembangunan kota terhadap
kerusakan lingkungan dan
bencana alam. Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya
Air, penyebab utama banjir di Jakarta adalah pembangunan
kota yang mengabaikan
fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini
diperparah dengan saluran
drainase (pengatusan, penyaluran air, saluran air) kota yang
tidak terencana dan
tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai.
Akhirnya, debit hujan
yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak
terelakkan.
Oleh karena itu kita harus menjaga lingkungan kita denga
cara sebagai berikut
1. Hemat Listrik
Hemat
dalam konsumsi listrik menjadi salah satu tindakan bijak yang bisa kita lakukan
dengan mudah. Meskipun terlihat sepele, menghemat listrik akan memberikan
dampak yang besar terhadap penyelamatan lingkungan hidup, terutama di
Indonesia. Pertama, Indonesia merupakan negara yang ‘miskin’ listrik. Dan yang
kedua, 80 persen sumber energi listrik di Indonesia masih bergantung pada
energi berbahan fosil, bukan energi terbarukan. Semakin
tinggi penggunaan energi berbahan fosil akan semakin meningkatkan pemanasan
global.
2. Hemat
Air
Meskipun
Indonesia menjadi negara dengan sumber daya air yang melimpah tetapi nyatanya
belum mampu memanajen air secara baik. Hampir setiap musim penghujan, berkah
air justru menjadi musibah banjir sedangkan di musim kemarau memunculkan
musibah kekeringan di berbagai daerah. Belum lagi ditambah dengan pencemaran air yang marak
mulai dari sungai hingga laut. Cara Menghemat Air di Rumah dan Membuat Sumur
Resapan serta Membuat
Biopori, yang pernah di tulis Alamendah’s Blog, bisa menjadi sumber
inspirasi untuk turut serta menyelamatkan lingkungan dengan jalan berhemat air.
3. Hemat Kertas
Bahan
utama pembuatan kertas adalah pohon. Dibutuhkan 1 batang pohon untuk membuat 15
rim kertas ukuran A4. Padahal hampir 70% bahan baku kertas diambil dari hutan.
Dengan ilustrasi tersebut saja bisa kita bayangkan dampak bagi penyelamatan
lingkungan yang bisa kita berikan saat kita mau berhemat dalam pemakaian kertas
(Baca : Cara Hemat Kertas).
4. Menanam Pohon
Pohon
menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen rata-rata 1,2 kg
perhari/batang. Dan manusia membutuhkan oksigen untuk bernafas sebesar 0,5 kg
perhari/orang. Pohon juga menyerap dan menyimpan air hujan untuk menghidari
banjir dan menjadikannya sebagai air tanah, cadangan air hingga musim kemarau
tiba. Pohon juga menjadi habitat bagi berbagai organisme yang membentuk
keseimbangan alam dengan jaring-jaring makanannya. Berbagai manfaat pohon
tersebut menempatkan kegiatan menanam pohon
sebagai salah satu bentuk nyata dalam menyelamatkan lingkungan.
5. Kurangi Pemakaian Plastik
Plastik
dibuat dari bahan yang tidak ramah lingkungan. Ketika sudah tidak terpakai dan
menjadi sampah menjadi benda yang membutuhkan hingga ratusan tahun untuk bisa
terurai oleh tanah. Sehingga plastik yang kita gunakan hari ini akan terus
memberikan dampak negatif pada lingkungan, bahkan setelah kita meninggal
sekalipun. (Baca : Dampak
Plastik Bagi Lingkungan). Mengurangi pemakaian plastik berarti ikut
serta dalam penyelamatan lingkungan. Caranya, baca : Lebih Bijak
dengan Hemat Plastik.
6. Kurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Kendaraan
bermotor menjadi salah satu sumber
pencemaran udara terbesar. Di samping itu juga menjadi pemicu pemanasan
global. Kendaraan bermotor di seluruh dunia diperkirakan
menghasilkan emisi karbon
hingga 2 miliar pertahun dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor bisa dilakukan dengan beralih menggunakan
kendaraan non motor (seperti sepeda) saat bepergian jarak dekat, atau memilih
moda transfortasi umum (masal) saat bepergian jauh.
7. Terapkan 3 R
Dengan
berbagai aktifitasnya, manusia sulit rasanya berpisah dengan sampah. Baik
sampah organik maupun non-organik sama-sama menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan mulai dari pencemaran tanah, pencemaran air, pencemaran
laut, hingga pemanasan global sebagai akibat terlepasnya gas-gas
dalam proses pembusukan sampah. Penerapan 3R
(Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi pilihan paling masuk akal untuk
meminimalkan sampah. Reuse atau menggunakan kembali barang yang masih bisa
dimanfaatkan, reduce atau mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah,
serta recycle
atau melakukan daur ulang
sampah.
Itulah
tujuh hal sederhana dan mudah yang jika dilakukan akan memberikan dampak yang
signifikan terhadap penyelamatan lingkungan hidup dan menghidarkan kerusakan
lingkungan. Hingga kini, bumi masih menjadi satu-satunya planet yang
bisa dihuni oleh manusia, perlu kepedulian dari kita semua untuk turut
menyelamatkannya agar bumi tetap bisa dihuni dengan nyaman oleh kita, anak-anak
kita, hingga cucu dan cicit kita kelak.